PENDAHULUAN
Sekolah adalah tempat
belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas
adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal.
Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana
pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang menyenangkan untuk mencapai
tujuan pelajaran. Peningkatan mutu pendidikan akan tercapai apabila proses
belajar mengajar yang diselenggarakan di kelas benar-benar efektif dan berguna
untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang diharapkan.
Karena pada dasarnya proses belajar mengajar merupakan inti dari proses
pendidikan secara keseluruhan, di antaranya guru merupakan salah satu faktor
yang penting dalam menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam
kelas.
Kegiatan guru di dalam
kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan
mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan seperti
menelaah kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa, mengajukan pertanyaan kepada siswa, menilai kemajuan
siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas
bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan
mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran
dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa,
mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh
kegiatan mengelola kelas.
Kegagalan seorang guru
mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru
mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar murid
rendah, tidak sesuai dengan standar atau batas ukuran yang ditentukan. Karena
itu, pengelolaan kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting. Pengelolaan
kelas menjadi tugas dan tanggung jawab guru dengan memberdayakan segala potensi
yang ada dalam kelas demi kelangsungan proses pembelajaran. Hal ini berarti
setiap guru dituntut secara profesional mengelola kelas sehingga terciptanya
suasana kelas yang kondusif guna menunjang proses pembelajaran yang optimal
menuntut kemampuan guru untuk mengetahui, memahami, memilih, dan menerapkan
pendekatan yang dinilai efektif menciptakan suasana kelas yang kondusif.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Kata manajemen berasal
dari bahasa Latin, yaitu dari kata manus
yang berarti tangan dan agree berarti
melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata kerja manager yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management,
dan manager untuk melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Suharsimi mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan adalah
pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan.
Secara umum, manajemen
adalah suatu kegiatan untuk menciptakan dan memertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar di dalamnya mencakup pengaturan siswa dan
fasilitas, yang dikerjakan mulai terjadinya kegiatan pembelajaran di dalam
kelas sampai berakhirnya pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan pengertian umum
mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa pada waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula.
Sulaeman (2009)
mengartikan bahwa kelas dalam arti umum menunjukkan kepada pengertian
sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dan
dari guru yang sama pula. Kelas dalam arti luas merupakan bagian dari
masyarakat kecil yang sebagian adalah suatu masyarakat sekolah yang sebagian
suatu kesatuan di organisasi menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan-kegiatan.
Ada 5 definisi pengelolaan kelas
sebagaimana berikut ini:
1. Kelas
yang bersifat otoritatif, yakni
seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban
suasana kelas, disiplin sangat diutamakan.
2. Pengelolan
kelas yang bersifat permisif, yakni
pandangan ini menekankan bahwa tugas guru adalah memaksimalkan perwujudan
kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu siswa untuk merasa bebas melakukan
hal yang ingin dilakukannya. Berbuat sebaliknya berarti guru menghambat atau
menghalangi perkembangan anak secara alamiah.
3. Pengelolaan
kelas yang berdasarkan prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral modification), yaitu
seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang
diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Secara singkat, guru membantu siswa dalam mempelajari tingkah laku yang tepat
melalui penerapan prinsip-prinsip yang diambil dari teori penguatan (reinforcement).
4. Pengelolaan
kelas sebagai proses penciptaan iklim sosio-emosional
yang positif di dalam kelas. Pandangan ini mempunyai anggaran dasar bahwa
kegiatan belajar akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang beriklim
positif, yaitu suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Untuk terciptanya suasana seperti ini guru memegang
peranan kunci. Peranan guru adalah mengembangkan iklim sosio-emosional kelas
yang positif melalui pertumbuhan hubungan interpersonal yang sehat. Dengan
demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas
yang positif.
5. Pengelolaan
kelas yang bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem sosial dengan
proses kelompok (group process)
sebagai intinya. Dalam kaitan ini dipakailah anggapan dasar bahwa pengajaran
berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok. Dengan demikian, kehidupan
kelas sebagai kelompok dipandang mempunyai pengaruh yang amat berarti terhadap
kegiatan belajar, meskipun belajar dianggap sebagai proses individual. Peranan
guru adalah mendorong berkembangnya dan berprestasinya sistem kelas yang
efektif. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru
untuk menumbuhkan dan memertahankan organisasi kelas yang efektif.
Disimpulkan bahwa
pengelolaan kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan
oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar di kelas. Pengelolaan kelas sangat berkaitan dengan
upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi
terjadinya proses belajar (penghentian perilaku peserta didik yang
menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran, penyelesaian tugas oleh
peserta didik secara tepat waktu, penetapan norma kelompok yang produktif, di
dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada.
Dalam pengelolaan kelas
terdapat dua komponen yang sangat penting yaitu guru dan siswa. Guru dalam
menjalankan fungsinya tidak hanya bertindak sebagai penyampai materi pelajaran
tetapi juga dapat berfungsi selaku pengelola atau “manager” kelas. Siswa
ditempatkan tidak hanya sebagai obyek yang menjadi sasaran pembelajaran tetapi
juga dapat diposisikan sebagai subyek yang dinamis dan ikut dilibatkan dalam
proses atau kegiatan pengelolaan kelas.
2. Tujuan Pengelolaan Kelas
Tujuan pengelolaan kelas
menurut Sudirman pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan
pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar
siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
Terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.
Sedangkan Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai
tujuan pengajaran secara efektif dan efisian.
Adapun tujuan secara umum
dari pengelolaan kelas:
a.
Agar pengajaran dapat dilakukan secara
maksimal, sehingga tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
b.
Untuk memberi kemudahan dalam usaha
memantau kemajuan siswa dalam pelajarannya. Dengan pengelolaan kelas, guru
mudah untuk melihat dan mengamati setiap kemajuan/perkembangan yang dicapai
siswa, terutama siswa yang tergolong lamban.
c.
Untuk memberi kemudahan dalam mengangkat
masalah-masalah penting untuk dibicarakan dikelas demi perbaikan pengajaran
pada masa mendatang.
Pengelolaan kelas
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi di dalam kelompok kelas yang berupa
lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat sesuai dengan
kemampuannya. Kemudian, dengan pengelolaan kelas produknya harus sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai dan agar setiap anak dikelas dapat bekerja dengan
tertib, sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien
serta agar setiap guru mampu menguasai kelas dengan menggunakan berbagai macam
pendekatan dengan menyesuaikan permasalahan yang ada, sehingga tercipta suasana
yang kondusif, efektif dan efisien.
3. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Pada dasarnya proses
belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan, di
antaranya guru merupakan salah satu faktor yang penting dalam menentukan berhasilnya
proses belajar mengajar di dalam kelas. Oleh karena itu guru dituntut untuk
meningkatkan peran dan kompetensinya, guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal. Adam
dan Decey mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
a.
Guru Sebagai Demonstrator
Guru menjadi sosok yang
ideal bagi siswanya hal ini dibuktikan apabila ada orang tua yang memberikan
argumen yang berbeda dengan gurunya maka siswa tersebut akan menyalahkan
argumen si orangtua dan membenarkan seorang guru. Guru adalah acuan bagi
peserta didiknya oleh karena itu segala tingkah laku yang dilakukannya sebagian
besar akan ditiru oleh siswanya. Guru sebagai demonstrator dapat diasumsikan
guru sebagai tauladan bagi siswanya dan contoh bagi peserta didik.
b.
Guru Sebagai Evaluator
Evaluator atau menilai
sangat penting adalah rangkaian pembelajaran karena setiap pembelajaran pada akhirnya
adalah nilai yang dilihat baik kuantitatif maupun kualitatif. Rangkaian
evaluasi meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi. Tingkat pemikiran ada
beberapa tingkatan antara lain mengetahui, mengerti, mengaplikasikan, analisis,
sintesis (analisis dalam berbagai sudut), evaluasi.
Manfaat evaluasi bisa
digunakan sebagai umpan balik untuk siswa sehingga hasil nilai ini bukan hanya
suatu point saja melainkan menjadi solusi untuk mencari kelemahan di
pembelajaran yang sudah diajarkan. Hal -hal yang paling penting dalam
melaksanakan evaluasi. Harus dilakukan oleh semua aspek baik efektif, kognitif
dan psikomotorik. Evaluasi dilakukan secara terus menerus dengan pola hasil
evaluasi dan proses evaluasi. Evalusi dilakuakan dengan berbagai proses
instrument harus terbuka.
c.
Guru Sebagai Pengelola Kelas
Manager mengelola kelas,
tanpa kemampuan ini maka performence dan karisma guru akan menurun, bahkan
kegiatan pembeajaran bisa kacau tanpa tujuan. Guru sebagai pengelola kelas,
agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya. Beberapa fungsi guru sebagai pengelola kelas:
merancang tujuan pembelajaran mengorganisasi beberapa sumber pembelajaran dan memotivasi, mendorong, serta menstimulasi
siswa. Ada 2 macam dalam memotivasi belajar bisa dilakukan dengan hukuman atau
dengan reaward. Mengawasi segala sesuatu apakah berjalan dengan lancar apa
belum dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
d.
Guru Sebagai Fasilitator
Seorang guru harus dapat menguasai benar
materi yag akan diajarkan juga media yang akan digunakan bahkan lingkungan
sendiri juga termasuk sebagai sember belajar yang harus dipelajari oleh seorang
guru. Seorang siswa mempunyai beberapa kemampuan menyerap materi berbeda-beda
oleh karena itu pendidik harus pandai dalam merancang media untuk membantu
siswa agar mudah memahami pelajaran. Keterampilan untuk merancang media
pembelajaran adalah hal yang pokok yang harus dikuasai, sehingga pelajaran yang
akan diajarkan bisa dapat diserap dengan mudah oleh peserta didik. Media
pembelajaran di dalam kelas banyak macamnya misalkan torsu, chart maket, LCD,
OHP/OHT.
e.
Guru Sebagai Motivator
Sebagai seorang siswa
rasa lelah, jenuh dan beberapa alasan lain bisa muncul setiap saat. Disinilah unsur guru sangat penting dalam memberikan
motivasi, mendorong dan memberikan respon positif guna membangkitkan kembali
semangat siswa yang mulai menurun.
Guru seolah sebagai alat pembangkit motivasi (motivator) bagi peserta
didiknya.
KESIMPULAN
Pengertian pengelolaan kelas
adalah suatu usaha yang dengan sengaja dilakukan guna mencapai tujuan
pengajaran. Kesimpulan sederhananya adalah pengelolaan kelas merupakan kegiatan
pengaturan kelas untuk kepentingan pengajaran. Tujuan Pengelolaan Kelas adalah
menyediakan fasilitas bagi bermacam macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dalam intelektual dalam kelas.
Peran guru dalam strategi
pengelolaan kelas adalah : Guru sebagai
Demostrator, guru sebagai Evaluator, Guru sebagai Pengelola Kelas, Guru sebagai
Fasilitator. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas adalah Hangat dan Antusias,
Tantangan, Bervariasi, Keluesan, Penekanan pada hal-hal yang positif, Penanaman
disiplin diri.
DAFTAR PUSTAKA
(Di Akses Selasa, 11
Oktober 2016, Pukul 23.00 Wita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar