KATA
PENGANTAR
OM
SWASTYASTU
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang berjudul “PENGARUH AMNESIA TERHADAP PENDIDIKAN”.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan saya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.
OM
SHANTI, SHANTI, SHANTI, OM
Denpasar, 22 November 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...ii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 4
2.1 Pengertian Amnesia............................................................................................... 4
2.2 Faktor Yang Menyebabkan Amnesia.................................................................... 4
2.3 Jenis-Jenis Amnesia .............................................................................................. 5
2.4 Cara Mencegah Dan Mengobati Amnesia ............................................................ 7
2.5 Danpak Amnesia Terhadap Pendidikan ............................................................... 7
BAB III PENUTUP .................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hakikat proses belajar
bertitik tolak dari suatu konsep bahwa belajar merupakan perubahan perbuatan
melalaui aktivitas, praktik, dan pengalaman. Dua faktor utama yang menentukan
proses belajar adalah hereditas dan lingkungan. Hereditas adalah bawaan sejak
lahir seperti bakat, abilitas, dan intelegensi, sedangkan aspek lingkungan yang
paling berpengaruh adalah orang dewasa sebagai unsur manusia yang menciptakan
lingkungan, yakni guru dan orangtua. Faktor lainya ialah aspek jasmaniah
seperti penglihatan, pendengaran, biokimia, susunan, saraf, dan respons
individu terhadap perangsang dengan berbagai kekuatan dan tujuannya.
Dari pengalaman
sehari-hari, kita memiliki kesan seakan-akan apa yang kita alami dan kita
pelajari tidak seluruhnya tersimpan dalam akal kita. Padahal, menurut teori
kognitif apapun yang kita alami dan kita pelajari, kalau memang system akal
kita mengolahnya dengan cara yang memadai, semuanya akan tersimpan dalam
subsistem akal permanen kita. Akan tetapi, kenyataan yang kita alami terasa
bertolak belakang dengan teori itu. Sering kali terjadi, apa yang telah kita
pelajari dengan tekun justru sukar untuk diingat kembali bahkan mudah
terlupakan. Sebaliknya, tidak sedikit pengalaman dan pelajaran yang kita tekuni
sepintas lalu mudah melekat dalam ingatan. Ingatan adalah kemampuan otak untuk
menerima, menyimpan dan mereproduksikan apa yang telah dipelajari atau dialami.
Dengan adanya kemampuan mengingat pada manusia, hal ini menunjukkan bahwa
manusia mampu menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali pengalaman -
pengalam yang dialaminya. Proses mengingat suatu informasi mencakupi 3 tahapan,
yaitu memasukkan informasi (encoding), penyimpanan (storage) dan mengingat
(retrieval).
Gangguan ingatan atau
amnesia adalah keadaan dimana terjadinya kehilangan atau gangguan pada daya
ingat. Gangguan tersebut sering ditemukan pada peminum alkohol dan pasien yang
mengalami cedera kepala. Terdapat beberapa faktor yang mencetus perkembangan
gangguan amnesia, termasuk faktor nutrisi, anatomis dan farmakologis.
Hidup dengan penderita
amnesia bukan hal yang mudah. Tidak hanya keluarga dan teman yang dibuat
frustrasi, tapi juga penderita sendiri.”Berbicara dengan seseorang atau mereka
yang memahami amnesia atau kelompok pendukung mungkin akan lebih meringankan
bebannya.
Dampak lain dari amnesia
adalah ketidakmampuan membayangkan masa depan dan akan menyebabkan penderita
akan selalu terbayang peristiwa yang telah terjadi dan terlupakan jika bertemu
kembali dengan sesuatu yang terlupakan tersebut. Penelitian terakhir yang
dipublikasikan dalam jaringan di Proceedings of the National Academy of
Sciences menunjukkan bahwa amnesia dengan kerusakan pada hipokampus tidak dapat
membayangkan masa depan.
Hal ini terjadi karena
bila seorang yang normal membayangkan masa depan, mereka menggunakan pengalaman
masa lalu untuk mengkonstruksi skenario yang mungkin dihadapi. Sebagai contoh,
seseorang yang mencoba membayangkan apa yang akan terjadi dalam pesta yang
hendak didatanginya akan menggunakan pengalaman pesta sebelumnya untuk membantu
mengkonstruksi kejadian pada masa depan. Makalah ini akan membahas tentang
pengertian amnesia, faktor yang menyebabkan amnesia, jenis-jenis amnesia, cara
mencegah dan mengobati amnesia, dan serta pengaruh amnesia terhadap pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Bertitik
tolak dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis dapat
menyusun rumusan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan Amnesia?
2. Apakah
faktor yang menyebabkan Amnesia?
3. Apa
saja jenis – jenis Amnesia?
4. Bagaimana
cara mencegah dan mengobati Amnesia?
5. Apakah
pengaruh Amnesia terhadap pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian Amnesia.
2. Untuk
menegtahui faktor yang menyebabkan Amnesia.
3. Untuk
mengetahui jenis – jenis Amnesia.
4. Untuk
mengetahui cara mencegah dan mengobati Amnesia.
5. Untuk
mengetahui pengaruh Amnesia terhadap pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Amnesia
Amnesia (dari Bahasa
Yunani Ἀμνησία) adalah kondisi terganggunya daya ingat. Penyebab amnesia dapat
berupa organik atau fungsional. Penyebab organik dapat berupa kerusakan, akibat
trauma, penyakit, atau penggunaan obat-obatan (biasanya yang bersifat sedatif)
dan yang terparah bisa juga disebabkan oleh opeerasi transplantasi sum-sum
tulang belakang. Penyebab fungsional adalah faktor psikologis, seperti halnya.
Amnesia dapat pula terjadi secara spontan, seperti terjadi pada transient
global amnesia Jenis amnesia global ini umum terjadi mulai usia pertengahan
sampai usia tua, terutama pada pria, dan biasanya berlangsung kurang dari 24
jam.
Ingatan (memory) ialah
kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Jadi,
ada 3 unsur dalam perbuatan ingatan, menerima kesan-kesan, menyimpan dan
mereproduksikan. Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti
kejadian yang diingat itu pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu
pernah dimasukkan ke dalam jiwanya, kemudian disimpan dan pada suatu waktu
kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Dengan demikian ingatan itu
merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menerima atau
memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan kembali (remembering)
hal-hal yang telah lampau. Dengan kata
lain ingatan merupakan kemampuan psikis untuk memasukkan (learning), menyimpan
(retention), dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau.
2.2 Faktor yang menyebabkan Amnesia
Adapun factor yang dapat menyebabkan
amnesia secara umum:
1. Salah
kenangan (confabulation)
2. Masalah
neurologis, seperti tremor dan kejang
3. Penuaan/bertambahnya
usia
4. Alkoholisme
(Penyalahgunaan konsumsi alkohol dalam jangka panjang).
5. Kerusakan
otak, baik karena penyakit atau luka akibat benturan
6. Pertumbuhan
otak (yang disebabkan oleh tumor atau infeksi Tumor tumbuh di bagian otak yang
bertanggung jawab mengontrol memori.
7. Infeksi
otak.
8. Depresi
atau trauma emosional, trauma otak, histeria dan stroke
9. Obat-obatan,
seperti benzodiazepines dan obat-obatan anestetis (Efek samping obat atau
pengobatan tertentu).
10. Terapi
elektrokonfulsif (khususnya yang dilakukan dalam jangka panjang)
11. Masalah
nutrisi (kekurangan vitamin B12)
12. Radang
otak (Encephalitis) yang diakibatkan oleh infeksi virus atau karena reaksi imun
tubuh terhadap kanker di bagian tubuh lain.
13. Kondisi
otak yang kekurangan oksigen
14. Penyakit
otak degeneratif, misalnya penyakit Alzheimer.
15. Stroke
Adapun
penyebab lain amnesia menurut para ahli meliputi:
1. Masalah
tiroid-mereka dengan kegiatan-kegiatan yang lebih rendah dari kelenjar tiroid
berada pada risiko kehilangan memori.
2. Obat
penenang dan beberapa obat-obatan yang digunakan untuk melawan penyakit Parkinson dapat menyebabkan
kehilangan memori dari waktu ke waktu.
3. Jangka
panjang kerusakan otak akibat penyalahgunaan alkohol. Korsakoff's psikosis
disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol jangka panjang.
4. Diet
atau lain kekurangan vitamin B1 atau tiamin dapat mengakibatkan amnesia.
5. Transient
global amnesia yang disebabkan oleh masalah dengan aliran darah ke bagian dari
otak, yang menyebabkan episode tiba-tiba kehilangan memori yang seseorang tidak
ingat setelah itu.
2.3 Jenis-jenis Amnesia
Adapun jenis-jenis
Amnesia secara umum yaitu:
1. Emotional/hysterical
amnesia (fugue amnesia):
Hilangnya
memori karena trauma psikologis seperti kejahatan seksual. Kondisi ini biasanya
tidak menetap.Anterograde amnesia: kejadian baru dalam ingatan jangka pendek
tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang permanen. Penderitanya tidak
akan bisa mengingat apapun yang terjadi setelah munculnya amnesia ini walaupun
baru berlalu sesaat.
2. Retrograde
amnesia: ketidakmampuan memunculkan kembali ingatan masa lalu yang lebih dari
peristiwa lupa biasa.
3. Lacunar
amnesia: ketakmampuan mengingat kejadian tertentu, seperti ingatan jangka
pendek.
4. Posthypnotic
amnesia: hilangnya memori yang disebabkan oleh hipnotis. Bisa meliputi
ketakmampuan mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama hipnotis atau
informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang.
5. Korsakoff
syndrome: hilangnya memori karena kecanduan alkohol kronis,wah pasti ini
biasanya yang tukang mabok.
6. Transient
global amnesia: hilangnya memori spontan yang bisa berlangsung antara beberapa
menit hingga beberapa jam dan biasanya dialami oleh orang berusia baya dan
lanjut.
7. Anterograde
amnesia merupakan suatu bentuk amnesia dimana peristiwa atau kejadian baru yang
ada dalam ingatan jangka pendek tidak ditransfer ke ingatan jangka panjang yang
permanen. Jenis amnesia ini tidak benar benar kehilangan ingatan tetapi
penderitanya tidak mampu membentuk ingatan baru, Misalnya seseorang mampu
mengingat hal-hal di masa lampau tetapi tidak mampu mengingat hal hal yang
terjadi setelah kecelakaan walau hal tersebut sering dilakukan.
Selain
itu juga ada jenis amnesia lain yang cukup parah adalah Amnesia parsial yaitu
ketidakmampuan mengingat beberapa orang dalam jangka waktu 3 tahun bahkan
selamanya, kejadian ini biasanya disebabkan oleh seseorang tersebut mengalami
operasi transplantasi sum-sum tulang belakang. Kejadian ini cukup langka karna
tidak banyak orang yang mau untuk melakukan tranplantasi sum-sum tulang
belakang untuk pengobatan penyakit Thalassemia Mayor. Jenis ingatan yang bisa
terkena amnesia:
1. Ingatan
segera: ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sebelumnya.
2. Ingatan
menengah: ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sampai beberapa
hari sebelumnya.
3. Ingatan
jangka panjang: ingatan akan peristiwa di masa lalu.
2.4 Cara mencegah dan mengobati Amnesia
Karena
kerusakan otak dapat menjadi akar penyebab amnesia, penting untuk mengambil
langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan Anda untuk cedera otak;
1. Hindari
penggunaan alkohol yang berlebihan.
2. Kenakan
helm ketika bersepeda dan sabuk pengaman saat berkendara
3. Mengobati
infeksi dengan cepat sehingga tidak memiliki kesempatan untuk menyebar ke otak.
4. Jangan
terlalu banyak mengkonsumsi minuman beralkohol.
5. Gunakan
helm saat bersepeda atau bersepeda motor dan pakai selalu sabuk pengaman saat
mengendarai mobil.
6. Segera
berobat jika mengalami infeksi sehingga tidak sempat menyebar ke otak.
7. Segera
lakukan langkah medis jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada terjadinya
stroke atau brain aneurysm (pembengkakan pembuluh darah otak), seperti sakit
kepala parah serta mati rasa sebelah atau kelumpuhan.
Dan
cara mengobati amnesia atau kehilangan memori mencakup:
1. Terapi
kognitif yang menggunakan pidato atau bahasa terapis dapat membantu pada pasien
dengan ringan untuk kehilangan memori moderat.
2. Dalam
banyak kasus hilangnya daya ingat ringan dapat bertahan. Perlakuan terhadap
kondisi medis yang mendasari yang menyebabkan kehilangan memori. Ini termasuk
memperlakukan rendah tiroid penyakit fungsi, hati dan ginjal. Perawatan stroke,
cedera kepala, gumpalan darah di otak dan pendarahan dalam otak dapat digunakan
untuk mengurangi hilangnya karena penyebab ini.
3. Pengobatan
penyakit jiwa seiring. Ini termasuk mengobati depresi, kecemasan, gangguan
bipolar dan skizofrenia.
4. Memperlakukan
alkoholisme dan penyalahgunaan narkoba terlarang.
2.5 Dampak Amnesia terhadap pendidikan
Banyak dampak atau akibat
yang akan dirasakan oleh penderita amnesia apalagi penderita masih dalam masa
menuntut ilmu, sering kita jumpai dalam dunia pendidikan peserta didik lupa
atau susah mengingat pelajaran yang baru saja dijelaskan atau bahkan akan
mengalami kesulitan untuk mengingat pelajaran yang sudah lampau. Hal seperti
itu dapat dikategorikan Amnesia ringan sampai amnesia berat dengan berbagai penyebab
atau gejala yang dirasakan oleh peserta didik. Berikut ini akan disampaikan
dampak amnesia ringan untuk siswa atau pelajar dalam mengingat pelajarannya.
Pertama, Amnesia terjadi
karena gangguan konflik antara item-item informasi atau materi yang ada dalam
sistem memori siswa. Dalam interfence theory (teori mengenai gangguan),
gangguan konflik ini terbagi menjadi dua macam dalam buku psikologi pendidikan
(Reber, 1988; Best, 1989; Anderson, 1990) yaitu:
1. Proactive
Interference.
Gangguan ini terjadi jika
item-item atau materi pelajaran yang lama telah tersimpan dalam subsistem akal
permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Dalam hal ini gangguan
seperti ini terjadi jika seorang siswa mempelajari sebuah materi pelajaran yang
sangat mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam waktu yang
relatif pendek. Dalam keadaan demikian materi pelajaran yang baru sulit untuk
diingat dan dengan sangat mudah untuk dilupakan.
2. Retroactive
Interference.
Gangguan ini terjadi jika
materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap pemanggilan kembali
materi pelajaran yang telah lebih dahulu tersimpan dalam subsistem akal
permanennya siswa tersebut. Dalam hal ini materi pelajaran lama akan sangat
sulit diingat atau diproduksi kembali (siswa tersebut lupa akan materi
pelajaran lama itu). Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila
materi pelajaran yang sudah lama tersimpan dalam subsistem akal permanennya
mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini terjadi apabila siswa
tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip dengan materi
pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang pendek. Dalam hal
ini, materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat adatu
diproduksi kembali.
Sebaliknya, seorang siswa
akan mengalami gangguan retroaktifapabila materi pelajaran baru membawa konflik
dan gangguan terhadap kembali materi pelajaran lama yang telah lebih dahulu
tersimpan dalam subsistem akal permanen siswa tersebut. Dalam hal ini, materi
pejaran lama akan sangat sulit diingat atau diproduksi kembali. Dengan kata
lain, siswa tersebut lupa dengan materi pelajaran lama tersebut.
Kedua,
Amnesia dapat terjadi pada seorang siswa karena adanya tekanan terhadap item
yang telah ada, baik sengaja ataupun tidak. Penekanan ini terjadi karena adanya
kemungkinan:
a. Karena
item informasi (berupa pengetahuan, tanggapan, kesan dan sebagainya) yang
diterima siswa kurang menyenangkan, sehingga ia dengan sengaja menekannya
hingga ke alam ketidaksadaran.
b. Karena
item informasi yang baru secara otomatis menekan item informasi yang telah ada,
jadi sama dengan fenomena retroaktif.
c. Karena
item informasi yang akan direproduksi (diingat kembali) itu tertekan kealam
bawah sadar dengan sendirinya lantaran tidak pernah digunakan.
Itulah pendapat yang
didasarkan para repression theory yakni teori represi/ penekanan (Reber
1988). Namun, perlu ditambahkan bahwa
istilah “alam ketidaksadaran” dan “alam bawah sadar” seperti tersebut di atas,
merupakan gagasan Sigmund Freud, bapak psikologi analisis yang banyak mendapat
tantangan baik dari kawan maupun lawannya itu.
Ketiga, amnesia dapat
terjadi pada siswa karena perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar
dengan waktu mengingat kembali. Jika seorang siswa hanya mengenal atau
mempelajari hewan jerapah atau kudanil lewat gambar-gambar yang ada di sekolah
misalnya, maka kemungkinan dia akan lupa menybut nama hewan-hewan tadi ketika
melihatnya di kebun binatang.
Keempat, amnesia dapat
terjadi karena perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses belajar mengajar
dengan tekun dan serius, tetapi karna sesuatu hal sikap dan minat siswa
tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan kepada guru) maka
materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.
Kelima, menurut law of
disuse (Hilgard & Bower 1975) amnesia dapat terjadi karena materi pelajaran
yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau dihafalkan siswa. Menurut
asumsi sebagian ahli, materi yang diperlakukan demikian dengan sendirinya akan
masuk ke alam bawah sadar atau mungkin juga bercampur aduk dengan materi
pelajaran baru.
Keenam, amnesia tentu
saja dapat terjadi karena perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alkohol, dan geger
otak akan kehilangan ingatan item-item informasi yang ada dalam memori
permanennya. Meskipun penyebab lupa itu banyak aneka ragamnya, yang paling
penting untuk diperhatikan para guru adalah faktor pertama yang meliputi
gangguan proaktif dan retroaktif, karena didukung oleh hasil riset dan
eksperimen. Mengenai faktor keenam, tentu saja semua orang maklum.Kecuali
gangguan proaktif dan retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang menyimpulkan
bahwa lupa dapat dialami seorang siswa apabila item informasi yang ia serap
rusak sebelum masuk ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak
hilang dan tetap diproses oleh sistem memori siswa tadi, tetapi terlalu lemah
untuk dipanggil kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan
karena tennggang waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan
saat proses pengkodean dan transformasi dalam memori jangka pendek siswa
tersebut (Best 1989, Anderson 1990).
Meskipun penyebab amnesia
itu banyak aneka ragamnya, yang paling penting untuk diperhatikan para guru
adalah faktor pertama yang meliputi gangguan proaktif dan retroaktif, karena
didukung oleh hasil riset dan eksperimen.. Kecuali gangguan proaktif dan
retroaktif, ada satu lagi penemuan baru yang menyimpulkan bahwa lupa dapat
dialami seorang siswa apabila item informasi yang ia serap rusak sebelum masuk
ke memori permanennya. Item yang rusak (decay) itu tidak hilang dan tetap
diproses oleh sistem memori siswa tadi, tetapi terlalu lemah untuk dipanggil
kembali. Kerusakan item informasi tersebut mungkin disebabkan karena tennggang
waktu (delay) antara waktu diserapnya item informasi dengan saat proses
pengkodean dan transformasi dalam memori jangka pendek siswa tersebut
(Anderson, 1995). Apakah materi
pelajaran yang terlupakan oleh siswa benar-benar hilang dari ingatan akalnya?
Menurut pandangan ahli psikologi kognitif, “tidak!” materi pelajaran itu masih
terdapat dalam subsistem akal permanen siswa namun terlalu lemah untuk di
panggil atau diingat kembali. Buktinya banyak siswa yang mengeluh “kehilangan
ilmu”, setelah melakukan relearning (belajar lagi) atau mengikuti remedial
teaching berfungsi memperbaiki atau menguatkan item-item informasi yang rusak
atau lemah dalam memori para siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai
prestasi yang memuaskan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesiimpulan
1. Amnesia
adalah kondisi terganggunya daya ingat
2. Faktor
penyebab Amnesia secara umum meliputi:
Salah kenangan,
neurologis seperti tremor dan kejang, Penuaan/bertambahnya usia, Alkoholisme,
Kerusakan otak, tumor atau infeksi tumor, Infeksi otak, Depresi atau trauma
emosional, trauma otak, histeria dan stroke, Efek samping obat atau pengobatan
tertentu, Terapi elektrokonfulsif Masalah
nutrisi (kekurangan vitamin B12), Radang otak (Encephalitis) yang diakibatkan
oleh infeksi virus atau karena reaksi imun tubuh terhadap kanker di bagian
tubuh lain, Kondisi otak yang kekurangan oksigen, Penyakit otak degenerative
misalnya penyakit Alzheimer, Stroke.
3. Jenis-jenis
amnesia meliputi: Emotional/hysterical amnesia (fugue amnesia), Retrograde amnesia,
Lacunar amnesia, Posthypnotic amnesia, Korsakoff syndrome amnesia, Transient
global amnesia, Anterograde amnesia.
4. Mencegah
amnesia secara umum yaitu: Jangan mengkonsumsi minuman beralkohol, gunakan helm
dan pakai selalu sabuk pengaman saat mengendarai motor/mobil, segera berobat
jika mengalami infeksi sehingga tidak sempat menyebar ke otak, segera lakukan
langkah medis jika mengalami gejala yang mengarah pada terjadinya stroke atau
brain aneurysm (pembengkakan pembuluh darah otak). Mengobati amnesia mencakup: Terapi
kognitif yang menggunakan bahasa terapis membantu pasien dengan ringan untuk
kehilangan pada memori moderat, perawatan stroke, cedera kepala, gumpalan darah
di otak dan pendarahan dalam otak dapat digunakan untuk penyebab ini,
Pengobatan penyakit jiwa
seiring, Ini termasuk mengobati depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan skizofrenia,
memperlakukan mencegah alkoholisme dan penyalahgunaan narkoba.
5. Banyak
dampak atau akibat yang akan dirasakan oleh penderita amnesia apalagi penderita
masih dalam masa menuntut ilmu, sering kita jumpai dalam dunia pendidikan,
peserta didik lupa atau susah mengingat pelajaran yang baru saja dijelaskan
atau bahkan akan mengalami kesulitan untuk mengingat pelajaran yang sudah
lampau. Hal seperti itu dapat dikategorikan Amnesia ringan sampai amnesia berat
dengan berbagai penyebab atau gejala yang dirasakan oleh peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Kartini
Kartono, 2003. Patologi Sosial (Gangguan-Ganguan Kejiwaan). Penerbit PT Raja
Grafindo Persada : Jakarta
·
Suyanto,
Agus. 1993. Psikologi Umum. Cetakan ke 9.
Jakarta: Bumi Aksara.
·
Purwanto,
M. Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.